Pratama memberikan contoh besar dari bahaya kebocoran data, mulai dari penipuan hingga saldo rekening yang bisa berkurang.
“Data yang bocor ini diperjual belikan kepada orang-orang yang tak bertanggung jawab. Jika sasarannya masyarakat kecil, maka mereka akan menipu dengan cara harus mentransfer sejumlah uang jika anaknya ingin selamat,” ucapnya.
“Tapi, ini juga bisa mengincar orang-orang kelas atas yang memiliki saldo di rekeningnya mencapai lebih dari Rp1 miliar. Perlahan saldonya akan berkurang karena dikuras.
“Menurut saya ini sudah tidak ada solusinya. Sarang saya, masyarakat harus selalu waspada dengan tindak kejahatan cyber. Tidak ada yang memproteksi selain diri sendiri," beber dia.
(SAN)