sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Andalkan LNG di Era Transisi Energi, Indonesia Harus Siapkan Infrastruktur

Economics editor Yanto Kusdiantono
13/06/2024 22:06 WIB
Selain cadangannya yang masih besar, emisi yang dihasilkan juga jauh lebih rendah ketimbang energi fosil lain.
LNG akan punya peran utama dalam bisnis gas di Tanah Air. (MNC Media)
LNG akan punya peran utama dalam bisnis gas di Tanah Air. (MNC Media)

Chairman Regulatory and Government Affairs Committee IGS Bayu Satria Pratama mengatakan, ke depan LNG yang diproduksikan di Indonesia Bagian Timur dapat dikirim ke Jawa Bagian Barat atau Sumatera atau diekspor jika ada kelebihan. Dengan penurunan gas pipa dari Sumatera Selatan, LNG akan semakin dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gas di Jawa Barat.  

"Ini yang kita bilang bisnis gas Indonesia shifting dari gas pipa Blok Corridor, Sumatera Selatan yang selama ini menjadi sumber pasokan selama bertahun-tahun untuk wilayah Jawa Barat, shifting ke LNG. Pada 2024 ini, PGN juga sudah mulai menggunakan LNG sebagai pasokan untuk sektor industri, sementara PLN sudah pakai LNG sejak tahun 2012 saat beroperasinya FSRU Nusantara Regas,” kata Bayu.

Dengan komitmen untuk penurunan emisi, kebutuhan pembangkit gas akan terus meningkat dimasa yang akan datang, selain itu tambahan demand tambahan seperti smelter juga akan segera masuk.

"Siap atau tidak, shifting dari gas ke LNG sudah dimulai,  perubahan bisnis gas Indonesia ke depan akan jadi LNG business," kata dia.

Di sisi lain terdapat hambatan berupa keterbatasan infrastruktur. Ketersediaan infrastruktur untuk menerima LNG dari Indonesia Bagian Timur yang memiliki banyak sumber gas  belum cukup memadai.

"Kalau kita lihat di jawa dan sumatera selatan saat ini hanya hanya ada tiga receiving terminal yang memiliki keterbatasan dari sisi kapasitas penyimpanan dan juga kemampuan regasifikasinya. Ke depan perlu ada peningkatan kapasitas fasilitas regasifikasi di Jawa Barat agar dapat memenuhi kebutuhan di wilayah tersebut" kata Bayu.

Executive Committee IGS Edi Armawiria menambahkan, pengembangan bisnis gas bumi harus mempertimbangan sinergi Supply, demand, dan infrastruktur dan ujungnya adalah harga yang dihasilkan melalui supply chain cost.

"Konsep sinergi ini memperhatikan pertumbuhan demand sesuai target dan rencana dari sektor pengguna," kata Edi. 

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement