sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Anggaran Kereta Cepat Jakarta - Bandung Bengkak, Faisal Basri: Proyek Mubadzir!

Economics editor Azhfar Muhammad
05/09/2021 08:46 WIB
Faisal Basri mengatakan proyek Pembangunan Kereta Cepat Indonesia–China sudah mengalami masalah sejak dulu dan kehadirannya tidak mendesak.
Faisal Basri mengatakan proyek Pembangunan Kereta Cepat Indonesia–China sudah mengalami masalah sejak dulu dan kehadirannya tidak mendesak.  (Foto: MNC Media)
Faisal Basri mengatakan proyek Pembangunan Kereta Cepat Indonesia–China sudah mengalami masalah sejak dulu dan kehadirannya tidak mendesak. (Foto: MNC Media)

Menurutnya, Kereta cepat adalah substitusi atau pesaing dekat pesawat terbang. Ada beberapa kelebihan kereta cepat dibandingkan pesawat terbang untuk jarak jauh. Pertama, stasiun kereta cepat biasanya berlokasi di tengah kota sehingga mudah dan lebih cepat terjangkau.

Faisal menganalisis bahwa kalau lancar, Jakarta-Bandung bisa ditempuh paling lama 2 jam lewat jalan tol Cipularang. Pilihannya pun banyak, bisa dengan kendaraan pribadi, travel seperti Cititrans atau Baraya atau Cipaganti dan banyak lagi, dan bus.

“Titik awal dan titik akhir sangat banyak. Mau dari Bandara Soekarno-Hatta, Hotel Kartika Chandra, SCBD, Bintaro, BSB, Kampung Rambutan, Lebak Bulus, dan banyak lagi.Di Bandung bisa turun dimana saja sejak keluar dari pintu tol Pasteur hingga tujuan akhir yang beragam pula. Jadi sangat fleksibel, dari titik awal terdekat dengan rumah atau kantor ke tujuan akhir yang paling dekat,” paparnya.

Pilihan lain adalah kereta api Parahyangan dari Gambir atau Jatinegara. Waktu tempuh lebih pasti, sekitar 3 jam. Bisa juga naik pesawat, sekitar 20-25 menit. Kereta cepat (bullet train) ditargetkan sekitar 45 menit. 

“Jadi mengirit waktu 2 jam 15 menit dibandingkan dengan kereta api Parahyangan atau 1-1,5 jam lebih cepat dibandingkan dengan kendaraan pribadi atau travel tanpa macet,” pungkasnya. (TIA)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement