Keterlibatan mereka ini dapat menjadi penentu bagi negara-negara Barat untuk menetapkan harga. Namun, sekalipun India dan China tidak bergabung, pembatasan tetap dapat membantu menekan harga untuk negara Asia dan konsumen lainnya.
“Terlalu dini untuk mulai membahas harga sebelum koalisi tertentu,” ucap seorang pejabat senior Departemen Keuangan dikutip dari Sindonews, Selasa (13/9/2022).
Kendati demikian, dalam laporan Reuters pada Senin (12/9/2022), ClearView Energy Partners yang berbasis di Washington mengatakan bahwa para pejabat G7 telah menetapkan kisaran harga minyak mentah yakni sekitar USD40-USD60 per barel.
Lebih lanjut, para pimpinan asing dan pejabat keuangan akan melakukan agenda pertemuan dalam dua bulan ke depan, yakni bersama Majelis Umum PBB di New York, Dana Moneter Internasional (IMF), Bank Dunia di Washington, dan KTT multilateral di luar negeri. Pembahasan rencana ini diharapkan dapat berlanjut dalam KTT di Bali, Indonesia pada pertengahan bulan November mendatang.
Sementara itu, terdapat potensi timbal balik Rusia terhadap rencana pembatasan ini. Para analis khawatir Vladimir Putin bisa saja menahan ekspor ke negara-negara yang memberlakukan pembatasan tersebut. Sehngga, khawatirnya hal ini memicu pasar minyak mengalami kenaikan sebelum bulan Desember.