sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Avtur Mahal, Garuda Tak Bisa Janji Turunkan Harga Penerbangan Haji

Economics editor Suparjo Ramalan
09/02/2023 14:23 WIB
Saat ini biaya avtur mencapai 40,2% dari total keseluruhan biaya pesawat. 
Avtur Mahal, Garuda Tak Bisa Janji Turunkan Harga Penerbangan Haji. Foto: MNC Media.
Avtur Mahal, Garuda Tak Bisa Janji Turunkan Harga Penerbangan Haji. Foto: MNC Media.

IDXChannel - PT Garuda Indonesia Tbk, mencatat anggaran terbesar dari seluruh komponen biaya yang berhubungan langsung dengan operasional pesawat (direct operating cost) adalah avtur atau bahan bakar. 

Saat ini biaya avtur mencapai 40,2% dari total keseluruhan biaya pesawat. 

Hal itu diungkapkan Direktur Layanan dan Niaga Garuda Indonesia, Ade R Susardi, saat membahas kemungkinan menurunkan biaya penerbangan haji

Ade mengatakan dalam perhitungan manajemen harga avtur yang digunakan untuk memberangkatkan jamaah haji 2023 sebesar 93 sen dolar AS per liter pada awal Februari tahun ini. 

Adapun harga rata-rata biaya avtur untuk penerbangan rute internasional berada di angka 97 sen dolar AS per liter. Angka ini berdasarkan data International Air Transport Association (IATA) atau Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional.

"Perhitungan kita saat ini adalah 93 sen (per liter/ dolar AS), sedikit lebih rendah dari harga rata-rata yang terjadi. Kita juga mengasumsikan kurs dolar yang kita masih pakai di sini adalah Rp15.350 (per dolar AS)," ungkap Ade saat rapat bersama dengan Panitia kerja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Panja BPIH) DPR, Kamis (9/2/2023). 

Di luar harga bahan bakar minyak (BBM), komponen lain yang tercatat masih mahal adalah perawatan pesawat yang mencapai 37%. Perawatan ini terdiri dari kombinasi pesawat yang disewa dan pesawat milik maskapai. 

"Komponen terbesar masih ada di harga minyak, sekitar 40,2%. Kedua lease aircraft 37%, ini ada kombinasi Pak dari pesawat yang kita punya dan pesawat yang kita tambahkan," ucap dia.

Kemudian, persiapan teknisi operasi pesawat sebesar 2,5%. Hal ini penyiapan hingga pemeliharaan pesawat yang akan digunakan selama waktu haji tahun ini. 

Lalu, ada biaya asuransi pesawat. Diikuti komponen jasa kebandaraan lantaran ada bandara yang perlu diperpanjang waktu parkir pesawatnya (extend).

"Karena penerbangan haji di Indonesia ini praktis 24 jam jadi ada bandara yang operasinya hanya sampai jam 4 atau 5 sore, jadi kita perlu extend dan ada biaya yang harus kita sampaikan ke Angkasa Pura atau pengelola bandara. Ada parking fee, ada landing fee, ini ada dua di Indonesia dan Saudi," tuturnya.

Komponen biaya tersebut membuat Garuda Indonesia belum menyatakan akan menurunkan biaya penerbangan haji, meski Kementerian Agama sudah mengusulkan adanya pemangkasan nominal seluruh komponen Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2023, termasuk biaya penerbangan. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement