"Kita harus buat generasi muda baru, startup baru. Kita juga mendukung yang namanya konten atau produk lokal itu ada dua, dibiayai atau diinvestasi," ucapnya.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa akan pertumbuhan ekonomi digitalnya sampai tahun 2030. Erick mencatat, potensi ekonomi digital dalam negeri diproyeksikan tumbuh hingga Rp 4.500 triliun jauh lebih cepat daripada pertumbuhan gross domestic product (GDP).
"Apalagi saat ini kita sudah melewati second wave disruption, dimana digitalisasi sudah meliputi berbagai sektor seperti media, edutech, healthtech, dan fintech ini adalah sebuah opportunity yang harus kita manfaatkan," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua HIPMI Digital Academy Anthony Leong mengatakan, dalam rangka mendukung pelaku UMKM atau startup yang ada sekarang ini, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) melakukan pembinaan dalam kegiatan HIPMI Digital Fest untuk peningkatan kompetensi agar para pelaku UMKM dapat naik kelas.
"Kita membangun HIPMI Digital Academy untuk mendeliver knowledge untuk kepada para anggota HIPMI dan juga para entrepreneur di Indonesia untuk memiliki wawasan inovasi dan teknologi karena ke depan tanpa teknologi dan informasi, kita tidak bisa hidup. Kita dorong Indonesia bukan hanya menggunakan teknologi digital sebagai konsumen, tapi kita harus menjadi produsen, konseptor, mastermind dalam mendeliver dan menyambut era digital dan informasi ini. Jika berkonsolidasi dengan BUMN insyallah ekosistem dunia usaha industri digital akan semakin besar dan kokoh," ujar Anthony.