Hal itu terjadi menyusul kenaikan suku bunga The Fed (Fed Fund Rate/FFR) yang agresif sebesar 75 bps pada September ini menjadi 3,0-3,25%.
"Kenaikan BI rate sebesar 50 bps ini memberikan isyarat bahwa BI benar-benar melakukan assesment yang sangat hati-hati dan terukur dengan melihat perkembangan dinamika domestik (internal) dan internasional (eksternal)," ungkapnya.
Dengan kenaikan BI rate sebesar itu diharapkan pergerakan nilai tukar rupiah akan sesuai dengan kondisi fundamentalnya di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Dia mengatakan, di sini sebenarnya amunisi penguatan Rupiah cukup tersedia, antara lain baik dari kondisi perekonomian saat ini maupun perkiraan ke depannya.
Pertumbuhan ekonomi masih sesuai dengan ekspektasi pasar, terutama dengan masih kuatnya dorongan konsumsi rumah tangga ditopang dengan konsistensi surplus neraca dagang selama berbulan-bulan dan terakhir pada Agustus lalu sebesar USD5,76 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada bulan sebelumnya sebesar USD4,22 miliar.