sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BI dan Beberapa Negara Lakukan Studi Perkuat Pengembangan Pasar Valas

Economics editor Michelle Natalia
31/10/2022 17:50 WIB
Study Group tentang Foreign Exchange (FX) Markets Asia Pasifik dibentuk pada April 2021.
BI dan Beberapa Negara Lakukan Studi Perkuat Pengembangan Pasar Valas. Foto: MNC Media.
BI dan Beberapa Negara Lakukan Studi Perkuat Pengembangan Pasar Valas. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) bersama bank sentral negara lain yang tergabung dalam Study Group Bank for International Settlements (BIS) mempublikasikan laporan Foreign Exchange (FX) Markets in Asia Pacific pada Senin (31/10/2022). 

Study Group tentang Foreign Exchange (FX) Markets Asia Pasifik dibentuk pada April 2021 oleh Kantor Perwakilan BIS untuk wilayah Asia dan Pasifik dengan anggota bank sentral dan otoritas moneter dari Australia, Filipina, Hong Kong SAR, India, Indonesia, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Thailand, dan Tiongkok, serta pengamat dari Jepang. 

"Pembentukan Study Group ini difokuskan untuk melakukan asesmen dan menyusun rekomendasi kebijakan guna memperkuat pemantauan di pasar valas, pengembangan, dan pendalaman pasar valuta asing (valas), perluasan penggunaan lindung nilai valas yang efisien, dan upaya meredam dampak volatilitas di pasar keuangan domestik," ujar Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Senin (31/10/2022).

Sejalan dengan peningkatan volume pasar valas di kawasan Asia Pasifik dari 2013 hingga 2022 yang sangat mempengaruhi efektivitas kebijakan bank sentral negara berkembang seperti di Indonesia, laporan ini juga mengkaji bagaimana kebijakan stabilisasi menjadi instrumen utama dalam mendukung mekanisme pasar dan stabilitas sistem keuangan. 

Selain itu upaya pendalaman pasar lindung nilai dapat membantu menyeimbangkan permintaan valas di masa depan. 

Adapun tiga fokus utama asesmen dan opsi kebijakan yang dimuat dalam laporan ini, yaitu pertama pemantauan dan pengawasan pasar valas. Kedua, perkembangan pasar lindung nilai valas, dan ketiga pertimbangan dan kaitan struktur pasar valas dan arus modal. 

"Analisis pada laporan ini menggunakan metode survei anggota study group, BIS Triennial Central Bank Survey of Foreign Exchange and Over-the-counter Derivatives Markets, sumber sektor resmi lainnya, sumber data komersial, dan studi kasus negara anggota," jelas Erwin.

Laporan ini juga menuangkan pentingnya dukungan pasar valas spot dan derivatif yang berfungsi dengan baik, agar bank sentral dapat menempuh macro-financial stability frameworks dengan optimal dalam merespons gejolak nilai tukar dan arus modal.  

"Untuk itu, instrumen kebijakan yang tepat perlu diterapkan guna membatasi volatilitas di pasar valas sehingga stabilitas makroekonomi dan keuangan tetap terjaga," pungkasnya. (NIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement