"Perlambatan terutama dipengaruhi oleh kontraksi pada ekspor barang terutama untuk komoditas produk kimia, ikan dan udang, serta lemak dan minyak hewan/nabati seiring dengan tertahannya ekonomi China," terangnya.
Adapun kinerja investasi juga tumbuh sedikit lebih rendah menjadi sebesar 4,17% (yoy) dari kuartal sebelumnya sebesar 4,22% (yoy). Tertahannya kinerja investasi terutama dipengaruhi oleh menurunnya kinerja investasi swasta sejalan dengan wait and see investor jelang Pemilu 2024.
Di sisi lain, lanjut Arlyana, permintaan domestik di DKI Jakarta masih tumbuh kuat, tercermin dari kinerja konsumsi rumah tangga yang tumbuh meningkat dari 5,26% (yoy) menjadi 5,49% (yoy) didorong oleh pelaksanaan berbagai MICE dan event yang dilaksanakan di DKI Jakarta pada kuartal III-2023.
Dari sisi sektoral atau lapangan usaha, melambatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta terutama disebabkan oleh melambatnya kinerja LU perdagangan dengan pertumbuhan sebesar 3,99% (yoy) pada kuartal III-2023, lebih rendah dibandingkan kuartal lalu (4,67% yoy).