“Dan hasil yang telah kita lakukan minggu lalu dengan Jakarta, kita temui masih ada positivity rate dari pelajar-pelajar yang ada di Jakarta. Kami sudah menentukan kalau positivity ratenya di atas lima persen maka kami akan minta sekolahnya untuk tutup dulu selama dua minggu sambil kita perbaiki dulu protokol kesehatannya kemudian kami mulai lagi sekolahnya,” lanjutnya.
Jika positivity ratenya suatu sekolah antara 1-5 persen, maka satu kelas yang ada kasus positif tersebut akan dikarantina terlebih dahulu, sedangkan sebagian pelajar yang lainnya bisa tetap belajar. Sementara jika positivity ratenya di bawah satu persen, pemerintah bisa melakukan surveillance seperti biasa dengan mengkarantina yang positif dan kontak erat.
“Diharapkan dengan menjalankan metode ini kita bisa mensurvey secara dini kalau ada pelajar yang positif dan tidak menunggu kondisi tersebut semakin besar hingga harus menutup kota,” tuntasnya. (NDA)