Tradisi yang dimaksud seperti halal bihalal pada sanak saudara, dan keramaian di tempat ziarah dan tempat wisata. "Masyarakat kita itu tidak mengenal Covid, saya berpikir ini penyebabnya. Masyarakat jenuh kemudian protokol sudah lupa karena menganggap angka Covid saat itu flat dan biasa-biasa saja, yang akhirnya meledak sampai sekarang tidak terkendali," ungkapnya.
Puncak angka terkonfirmasi covid-19 di Jawa Tengah tertinggi adalah 4.000 kasus terhitung pasca-mudik. Tak hanya di Jawa Tengah, DKI Jakarta juga terjadi lonjakan angka Covid-19 pada saat tiga pecan pasca-arus balik. Artinya DKI Jakarta mengalami masa inkubasi Covid-19 yang sama seperti di Jawa Tengah.
Dalam rapat itu, juga hadir Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dan civitas akademika UGM. Rapat tersebut akan membahas tentang upaya-upaya menyelesaikan pandemi Covid-19 di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
(SANDY)