Selanjutnya yang kedua, dia menyoroti pentingnya menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5-6 persen per tahun karena mampu menyerap tenaga kerja baru sekitar 2–3 juta orang. Untuk itu, konsumsi dan ekonomi domestik, menurut Anindya, harus ditingkatkan.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah dalam memperkuat konsumsi lewat program-program social, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Pelayanan Kesehatan Gratis (PKG), dan penyediaan rumah layak huni dinilai sebagai langkah yang tepat.
Ketiga, Anindya juga menyoroti potensi besar dari tenaga kerja migran Indonesia. Saat ini, sekitar 5 juta warga Indonesia bekerja di luar negeri dan menyumbang devisa sekitar Rp250 triliun per tahun.
Dia mendorong agar Indonesia tidak hanya mengirim pekerja rumah tangga, tetapi juga tenaga kerja dengan keterampilan tinggi (upskill workers).
"Bayangkan jika kita bisa memenuhi permintaan tenaga kerja terampil di luar negeri. Ini bisa menjadi sumber devisa yang sangat besar. Jadi sekali lagi, fokus kita harus menjaga bahkan mengembangkan domestik ekonomi," tutur Anindya.
(Fiki Ariyanti)