Aksi Korporasi BUMN Sepanjang 2023
Sejumlah strategi juga dijalankan Menteri Erick dalam melakukan efisiensi kinerja BUMN sepanjang tahun ini melalui sejumlah aksi korporasi hingga penyuntikan modal.
Di antaranya, penyempurnaan struktur korporasi Mind ID dengan mengalihkan saham negara di Inalum, Antam, Timah, Bukit Asam, dan Freeport ke Mind ID yang merupakan BUMN baru.
Kementerian BUMN juga mendorong penyempurnaan struktur korporasi InJourney dengan injeksi saham di Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) ke InJourney.
Kementerian BUMN juga mendorong aksi merger dengan menggabungkan 13 perusahaan di bawah holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) menjadi dua subholding, yakni PalmCo dan SupportingCo.
PalmCo dibentuk melalui penggabungan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V, VI dan XIII ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan atau surviving entity dan pemisahan tidak murni PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV.
Sementara itu, pembentukan SupportingCo ditempuh melalui penggabungan perusahaan PTPN II, VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIV ke dalam PTPN I.
Tak berhenti sampai disitu, Menteri Erick juga mendorong rencana merger BUMN karya dalam waktu tiga tahun ke depan. Di antaranya BUMN Hutama Karya dengan PT Waskita (Persero) Tbk. (WSKT), sementara PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) digabung dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA).
“Nanti Hutama Karya [merger] dengan Waskita, lalu PP dengan WIKA dan ini ada prosesnya semua. Saya sudah bilang perlu waktu 3 tahunan jadi tidak bisa selesai tahun ini,” kata Erick Thohir.
Gelontoran PMN
Guna menyelamatkan kondisi keuangan perusahaan, sejumlah BUMN juga memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam APBN 2023.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, pada tahun 2023 direncanakan ada penambahan PMN dalam bentuk tunai sebesar Rp42,8 triliun untuk 5 BUMN.
Adapun rincian penggunaan PMN ini diberikan dalam bentuk tunai dalam bentuk cadangan pembiayaan investasi sebesar Rp4,5 triliun untuk 3 BUMN. Ada juga dalam bentuk non-tunai dalam bentuk konversi piutang APBN 2023 sebesar Rp3 triliun untuk 2 BUMN, dan nontunai berupa BMN kepada 5 BUMN.
Secara detail, PMN tunai di APBN 2023 akan diberikan kepada 5 BUMN yaitu PT Hutama Karya (28,84 triliun), PT Perusahaan Listrik Negara (Rp10 triliun), PT Sarana Multigriya Finansial (Rp1,53 triliun), PT Len Industri (Rp 1,75 triliun), dan Perum LPPNPI/Airnav Indonesia (Rp 659,19 miliar).
Sementara itu, pada 2024 direncanakan terdapat 3 BUMN penerima PMN yang akan dicairkan di awal triwulan I 2024 dan nantinya akan masuk dalam RUU APBN TA 2024. (ADF)