"Fluktuasi impor triwulanan menciptakan fatamorgana yang menutupi pendinginan perekonomian," kata Kepala Ekonom EY Gregory Deco.
"Ketidakpastian kebijakan, tekanan inflasi yang kembali muncul akibat tarif, dan pembatasan imigrasi yang lebih ketat mulai membebani aktivitas secara lebih nyata," kata Daco.
Investor mencermati bagaimana kebijakan tarif AS yang paling agresif dalam satu abad akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Pada April 2025, Pengumuman tarif Hari Pembebasan membuat pasar khawatir akan peningkatan potensi resesi.
Namun dalam beberapa bulan terakhir, data ekonomi sebagian besar lebih baik daripada yang dikhawatirkan, dan kekhawatiran resesi telah mereda. (Wahyu Dwi Anggoro)