“Kita fokus pada pengembangan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah, termasuk penguatan ekosistem kendaraan listrik,” ujar Haryo di Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Pemerintah mencatat sektor hilirisasi memberikan dampak nyata, terutama pada komoditas nikel. Ekspor nikel dan produk turunannya melonjak dari USD3,3 miliar menjadi USD33,9 miliar, atau naik sepuluh kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.
“Lonjakan ini membuktikan bahwa hilirisasi mampu menciptakan nilai tambah besar bagi perekonomian nasional,” kata dia.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2026 berada di kisaran 5,2 persen. Menurutnya, ketahanan ekonomi Indonesia relatif kuat karena ditopang konsumsi domestik yang dominan, sehingga risiko resesi tetap rendah.
Dia menilai sinergi kebijakan fiskal dan moneter menjadi faktor penting untuk menjaga momentum pemulihan, terutama di tengah potensi penurunan BI Rate yang dapat memberikan ruang lebih besar bagi peningkatan investasi.