Diketahui, sejak 2007 silam manajemen dan pemegang saham perusahaan memutuskan menghentikan produksi kertas karena bahan baku dan gas yang tidak menunjang. Meski begitu, ada upaya penyelamatan yang dilakukan Kementerian BUMN dengan mencari pendanaan sebesar Rp 1 triliun untuk menunjang kinerja produksi. Anggaran tersebut dibutuhkan untuk memenuhi bahan baku dan perbaikan alat produksi, tapi, upaya ini tak berjalan.
Menariknya, perusahaan negara ini merupakan tempat kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak masih tinggal di Nanggroe Aceh Darussalam, lokasi perusahaan tersebut didirikan.
Dikutip laman Kementerian BUMN, Kertas Kraft Aceh bergerak di bidang industri pulp dan kertas yang didirikan dalam rangka swasembada pengadaan kertas kantong di dalam negeri. Perusahaan didirikan pada 1983 yang disusul pembangunan pabrik pada 1985 dengan investasi 424,7 juta dolar AS.
Pabrik mulai beroperasi pada 1989 dengan produksi komersial pada 1990. Lokasi pabrik berada di zona industri Lhokseumawe, 26 km dari Lhokseumawe, Aceh Utara. Namun, sejak 2007 operasional perusahaan terkendala akibat terhentinya pasokan bahan baku.
PT Industri Glas (Persero)
Bernasib sama dengan Kertas Kraft Aceh, PT Iglas juga masuk daftar BUMN sakit. Erick Thohir pernah melontarkan kalimat bahwa perusahaan 'mati segan hidup tak mau' karena kinerja yang payah dan merugi.