Misalnya, Hutama Karya dan Waskita Karya akan fokus pada pembangunan atau pengembangan jalan tol, jalan non tol, hingga residential commercial.
Sedangkan, WIKA dan PTPP fokus pada bisnis pembangunan pelabuhan laut (seaport), bandara (airport), hunian atau perumahan, dan Engineering Procurement Construction (EPC).
“Misalnya di HK dan Waskita mereka akan fokus di jalan tol, non tol, dan institusional building, dan juga residential commercial,” paparnya.
“Tetapi untuk WIKA dan PTPP dia tidak masuk ke toll roads, tapi dia fokus ke seaport, airport, tetapi dia juga akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya,” sambung Erick.
Sementara, Adhi Karya dan Nindya Karya difokuskan pada pembangunan rel dan beberapa lini konstruksi lainnya. “Lalu juga penggabungan Adhi Karya, Nindya Karya, mereka akan fokus kepada air, rel, dan juga tentu beberapa konteks lagi. Ini yang kita lakukan sebenarnya konsolidasi sekaligus penyehatan,” pungkasnya.
(FRI)