"Jadi harus kita amankan kalau nggak habis semua kita impor barang jadi, karena lolosnya keluar sebagai apa ya pasir," lanjutnya.
Oleh sebab itu ia menyebutkan bahwa saat ini Kementerian ESDM sedang melakukan penelitian untuk mengatur klasifikasi mengenai logam tanah jarang (LTJ).
"Ini yang sedang kita teliti, sebentar lagi ESDM akan mengeluarkan aturan klasifikasi mengenai logam tanah jarang sedang disiapkan mudah-mudahan awal bulan sudah bisa kita keluarin," terangnya.
Arifin menambahkan, hal ini juga sejalan dengan agenda besar transisi energi yang disepakati semua negara negara di seluruh dunia. Indonesia sendiri kata Arifin menargetkan akan mulai mengeksekusi pengembangan nuklir setelah 2024, lebih cepat dari target sebelumnya yang dipasang tahun 2030.
"Kita harus balapan untuk bisa mengurangi emisi, karena takut pemberlakuan pajak karbon kita ketinggalan barang kita tidak kompetitif," tukasnya.
(SLF)