IDXChannel - Perusahaan Inggris BP menyatakan bakal mengurangi anggaran untuk energi hijau dan kembali fokus meningkatkan produksi minyak dan gas (migas). Kebijakan itu diharapkan mendorong sahamnya yang tengah lesu.
Dalam sebuah pernyataan berjudul "Reset BP," perusahaan tersebut mengatakan akan mengurangi pengeluarannya untuk bisnis-bisnis transisi energi sebesar USD5 miliar per tahun hingga mencapai USD2 miliar. Sebaliknya, perusahaan tersebut akan meningkatkan investasinya ke proyek migas sekitar 20 persen hingga USD10 miliar.
CEO Murray Auchincloss mengatakan bahwa perusahaan tersebut memfokuskan pengeluarannya pada bisnis-bisnis yang menghasilkan imbal hasil tinggi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan. Dengan begitu, BP akan sangat selektif dalam investasinya pada energi terbarukan.
"Ini adalah BP yang telah direset, dengan fokus yang teguh pada peningkatan nilai pemegang saham jangka panjang," kata Auchincloss seperti dilansir dari AP, Rabu (26/2/2025).
Strategi ini merupakan kemunduran dari rencana perusahaan yang sangat dibanggakan dalam lima tahun lalu, di bawah CEO Bernard Looney. Klaa itu, BP menurunkan produksi minyak dan gas demi bisnis karbon bersih atau nol emisi.
Auchincloss memberi tahu investor setelah rilis terbaru karena keyakinan perusahaan pada transisi ke energi hijau salah dan mereka melangkah terlalu jauh dan terlalu cepat dalam beberapa tahun terakhir. Sementara itu, permintaan minyak dan gas, tambahnya, akan dibutuhkan selama beberapa dekade mendatang.
Namun, ia mengatakan energi terbarukan masih menimbulkan peluang signifikan dan menegaskan bahwa perusahaan masih ingin memenuhi emisi karbon nol persen pada 2050.
"Emisi karbon global perlu dikurangi, dan selain mencari lebih banyak energi, negara, perusahaan, dan pelanggan mencari produk dan layanan rendah karbon untuk mendukung tujuan dekarbonisasi mereka sendiri," katanya.