Tak hanya itu, kemiri sunan juga mampu mereklamasi lahan-lahan bekas tambang. Produk turunan dari pengolahan minyak nabati kemiri sunan akan menghasilkan gliserol, asam lemak bebas, terpentin, dan bahan oleokimia lainnya yang bernilai ekonomi tinggi.
Kemiri sunan juga termasuk non-edible dan mengandung racun yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati. Sebagai contoh, biotris, merupakan pestisida nabati berbahan dasar kemiri sunan hasil temuan peneliti Balittri yang dapat digunakan sebagai pengendali hama penggerek buah kakao.
Tak hanya itu, inovasi Balittri dalam pengembangan bahan bakar nabati adalah alat reaktor biodiesel multifungsi. Kelebihan reaktor itu mampu memproses minyak nabati dengan kadar asam lemak bebas yang cukup tinggi.
Penggunaan mesin prosesing biodiesel itu dapat menghasilkan kualitas biodiesel yang memenuhi standar SNI. Kapasitas produksinya 3000 liter per enam jam dan mampu menurunkan bahan baku dengan asam lemak bebas baku tinggi menjadi rendah (di bawah 3) dan dapat mengolah berbagai jenis minyak nabati yang sudah dilengkapi methanol recovery dan monitor display untuk melihat pemisahan biodiesel dari gliserol dari tabung pemisah bawah reaktor.
"Inovasi B-100 dari Balittri ini merupakan harapan energi baru dunia. Presidensi Indonesia dalam pertemuan G20 tahun ini merupakan momentum untuk menggaungkan pengembangan energi ramah lingkungan dan mempercepat transisi energi hijau," pungkas Fadjry.
(DES)