Meski banyak tantangan, Indonesia menonjol sebagai produsen utama nikel, dengan kapasitas produksi sepanjang 2024 mencapai 2,2 juta metrik ton, setara lebih dari 50 persen suplai global.
Posisi ini menegaskan keunggulan Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya.
Selain itu, Indonesia memiliki ekosistem komponen baterai paling lengkap di luar China, dengan beberapa lini produksi kapasitasnya bahkan melampaui Korea Selatan dan Jepang.
Pertumbuhan industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV) domestik juga mendorong permintaan, seiring produsen memperluas kapasitas manufaktur mereka.
Dengan regulasi yang efisien dan kepastian investasi, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat produksi dan inovasi baterai EV di tingkat regional.
"Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Vietnam memiliki keunggulan mineral masing-masing. Tantangan utamanya bukan pada ketersediaan sumber daya, tetapi pada kemampuan mengembangkan industri dari hulu ke hilir agar nilai tambah tercipta di dalam negeri," kata dia.
(NIA DEVIYANA)