Namun untuk merealisasikan niatan tersebut, Dody berharap adanya kesepakatan yang lebih baik.
"Kita harus membuat orang tertarik dulu dengan EV. Mungkin dimulai dari harga yang seharusnya 60 persen lebih murah (dari saat ini)," ujar pria 54 tahun itu.
Sejauh ini niatan pemerintah dalam pengembangan industri EV dalam negeri dinilai cukup ambisius. Bersaing dengan Thailand dan India, Indonesia dapat tampil sebagai pemain alternatif dari China, yang saat ini masih menjadi produsen terbesar dunia.
Namun, ambisi tersebut dinilai cukup utopis, lantaran faktanya saat ini jumlah populasi EV di jalan raya masih kurang dari satu persen dibanding total populasi kendaraan konvensional.
Padahal, pemerintah diketahui telah memangkas pajak pertambahan nilai (PPn) pada EV dari semula 11 persen menjadi hanya satu persen saja.
Kebijakan ini pun menjadikan harga awal Hyundai Ioniq 5 seri termurah untuk pasar Indonesia, yang semula lebih dari USD51.000, menjadi hanya di bawah USD45.000 saja.