sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Genjot Produktivitas Pertanian, Pemerintah Diminta Dukung Produsen Pangan

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
27/09/2022 23:29 WIB
Investasi dilakukan pada hal-hal yang mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing, misal pembangunan jalan-jalan, irigasi dan infrastruktur publik.
Genjot Produktivitas Pertanian, Pemerintah Diminta Dukung Produsen Pangan (Foto: MNC Media)
Genjot Produktivitas Pertanian, Pemerintah Diminta Dukung Produsen Pangan (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi meminta pemerintah berpihak pada produsen pangan melalui kebijakan yang mendorong daya saing dan produktivitas. 

Hal itu dapat dilakukan mulai dari hulu dengan menggandeng investor untuk berinvestasi pada sektor pertanian

"Investasi dilakukan pada hal-hal yang mendukung peningkatan produktivitas dan daya saing, misal pembangunan jalan-jalan, irigasi dan infrastruktur publik yang mendukung kelangsungan sektor pertanian," ujar Azizah dalam keterangannya, Selasa (27/9/2022). 

Ia melanjutkan, pembangunan infrastruktur pertanian juga merupakan salah satu cara untuk membuka peluang investasi. Sebab, investor tentu akan memikirkan faktor eksternal yang mendukung transportasi dan pengangkutan pangan.

Maka dari itu, pemerintah perlu adopsi teknologi agar membantu mengefisienkan proses produksi karena hal ini akan berdampak pada kualitas dan daya saing. 

Mengingat ancaman krisis iklim juga sudah dialami Indonesia, Azizah mengemukakan, pengembangan riset di bidang bibit unggul juga sangat penting bagi masa depan ketahanan pangan. 

Pemberdayaan lembaga-lembaga riset di bidang tanaman pangan dan komoditas strategis lainnya dapat dilakukan untuk menambah insentif riset varietas bibit yang unggul dan resilien terhadap hama dan cuaca. 

"Krisis iklim sudah menjadi ancaman kelangsungan sektor pertanian. Krisis iklim berpotensi menyebabkan penundaan masa tanam dan masa panen serta menyebabkan bencana alam. Semua faktor ini berkontribusi pada terpenuhinya kebutuhan pangan masyarakat luas," terang Azizah. 

Dia menambahkan, sistem pangan di Indonesia kompleks dan tidak serta merta dapat diselesaikan hanya dengan pembatasan impor. Kebijakan pembatasan impor dapat menyebabkan kelangkaan dan berdampak pada kenaikan harga pangan di tingkat konsumen.

Azizah bilang, dampak ini lebih terasa di masyarakat berpenghasilan rendah, yang sebagian besar pengeluarannya dihabiskan untuk memenuhi kebutuhan pangan.

“Impor pangan, terutama pada komoditas yang memiliki volatilitas harga cukup tinggi, masih menjadi satu alternatif untuk menghindari kelangkaan dan upaya menurunkan harga. Sementara itu, upaya untuk meningkatkan produktivitas pangan dan daya saing petani juga perlu dilakukan di saat yang bersamaan,” ucapnya.

Untuk menjawab tantangan ini, Azizah menilai, perlu keberpihakan yang efektif dari pemerintah kepada produsen, serta kerjasama antara pemerintah dan pihak swasta.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement