sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Geram, Pengusaha Konveksi Nyatakan Perang Terhadap Mafia Impor Tekstil

Economics editor Muhammad Farhan
07/07/2024 11:40 WIB
Pelaku usaha mengeluhkan lemahnya tindakan pemerintah dalam menangani produk impor ilegal tekstil, terutama ke mafia impor.
Geram, Pengusaha Konveksi Nyatakan Perang Terhadap Mafia Impor Tekstil (foto mnc media)
Geram, Pengusaha Konveksi Nyatakan Perang Terhadap Mafia Impor Tekstil (foto mnc media)

Sebelumnya hal senada juga dikatakan Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta. 

Redma membantah pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani bahwa penyebab industri tekstil gulung tikar karena adanya praktik dumping.

Redma menilai itu sebagai pengalihan isu lantaran adanya kegagalan dalam mengontrol Direktorat Jenderal Bea Cukai, yang berada di bawah naungan Kementerian Keuangan.

“Kita bisa melihat dengan mata telanjang, bagaimana banyak sekali oknum di Bea Cukai terlibat dan secara terang-terangan memainkan modus impor borongan atau kubikasi dengan wewenangnya dalam menentukan impor jalur merah atau hijau di pelabuhan,” ujar Redma, baru-baru ini.

Redma mengatakan, kinerja buruk Bea Cukai tersebut mengakibatkan adanya peningkatan barang impor tidak tercatat dari China sejak 2021 sampai 2023.

"Hal ini dapat terlihat jelas dari data trade map, di mana gap impor yang tidak tercatat dari China terus meningkat USD2,7 miliar di 2021 menjadi USD2,9 miliar di 2022 dan diperkirakan mencapai USD4 miliar di 2023," kata Redma. 

(FAY)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement