IDXChannel - Sosial media asal China, TikTok, semakin memperluas cengkramannya. Mengutip CB Insights, total pendanaan ByteDance mencapai USD7,44 miliar.
Ini menjadikannya sebagai salah satu startup unicorn global dengan valuasi terbesar.
Kepak sayap ByteDance tidak hanya terbatas di China saja, namun juga di beberapa negara hingga ke negeri Paman Sam.
TikTok, yang dikenal di China, dengan nama Douyin adalah layanan hosting video yang dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance.
Mengutip Statista, pada 2021, TikTok memiliki sekitar 86,9 juta pengguna di Amerika Serikat (AS). Angka ini diproyeksikan meningkat sekitar delapan persen dari tahun ke tahun, mencapai 94 juta pengguna pada 2022.
TikTok menjadi salah satu aplikasi media sosial dengan pertumbuhan tercepat dan sangat populer di kalangan generasi milenial dan gen Z di AS.
Pertumbuhan itu terjadi pada saat TikTok menghadapi apa yang bisa menjadi krisis eksistensial di AS, di mana beberapa anggota parlemen mencoba melarang aplikasi tersebut karena masalah keamanan nasional.
ByteDance secara internal telah membahas rencana untuk meningkatkan upaya e-commerce tahun ini di lebih banyak negara, termasuk AS, Brasil, Spanyol, dan Australia, menurut sumber tersebut.
Kini, untuk memperluas jangkauan digitalnya, TikTok mengeluarkan platform TikTok shop yang digadang menyaingi bisnis e-commerce lainnya.
Fitur Belanja Live Streaming Jadi Idola Baru
Dalam laporan terbaru ASEAN Industry Focus DBS Group Research, Senin (30/01), TikTok shop mencatatkan penetrasi yang kuat di pasar e-commerce Asia Tenggara.
Dalam laporan itu, TikTok memiliki kehadiran yang kuat, khususnya Indonesia.
Indonesia menyumbang 70% dari gross merchandise value (GMV) Tiktok shop pada 2021 dan lebih dari 40% unduhan pengguna di Asia Tenggara. Adapun GMV e-commerce TikTok pada tahun 2021 berjumlah sekitar USD951 juta.
Menurut data Sensor Tower, TikTok mempertahankan posisi teratasnya sebagai aplikasi seluler terlaris di kawasan ini. Kondisi ini juga menyiratkan pendapatan iklannya terus tumbuh sebesar 40% secara year on year (yoy) pada November 2022. Secara keseluruhan, TikTok hanya tertinggal di belakang YouTube pada kuartal kedua 2022.
Adapun yang mendukung kesuksesan TikTok shop adalah segmen live e-commerce yang telah berkembang menjadi ceruk pasar di Indonesia. Hal ini juga didorong oleh perilaku pembelian impulsif dan harga yang murah.
Live streaming juga memberikan pengalaman berbelanja yang sangat mirip dengan belanja offline di mana konsumen dapat memiliki keterikatan pribadi dengan produk.
Sesuai data Sensor Tower, TikTok telah diunduh oleh 200 juta pengguna Indonesia. Angka ini lebih 40% dari seluruh total penduduk wilayah Asia Tenggara. Wilayah ini juga menyumbang 21% dari penjualan e-commerce di seluruh dunia pada tahun 2022.
Di Indonesia, menurut riset DBS Group, pada bulan Ramadhan April 2022, TikTok
mengalami peningkatan penjualan sebesar 493% dan peningkatan GMV sebesar 92%. Selama sebulan penuh, total live streaming menerima hampir 2 miliar penayangan.