"Sejak harga kedelai naik menjadi Rp10.500 perkilo, kami perajin keripik tempe sudah menaikan harga jual keripiknya dari Rp11.000 menjadi Rp12.000 per kemasan. Hasilnya, tingkat penjualan keripik tempe merosot," sesalnya.
Imam yang memiliki lima orang karyawan untuk memproduksi 50 kg kedelai menjadi keripik tempe, kini produksinya tinggal 20 sampai 30 kilogram perhari. Dia bahkan harus merumahkan empat orang karyawannya.
"Saya dan istri kini harus bekerja sendiri dengan dibantu oleh satu orang karyawan yang tersisa," kata dia.
Imam berharap pemerintah segera menurunkan harga kedelai seperti sebelumnya agar usaha kecil seperti dirinya bisa kembali bangkit.
(NIY)