Pemanfaatan feses manusia untuk menyuburkan tanaman pernah menjadi praktek yang lazim di Jepang, layaknya di berbagai belahan dunia lainnya. Namun, popularitas pupuk itu sempat menurun sejak ditemukannya sistem dan pabrik pengolahan limbah, serta pupuk kimia.
Sekitar satu dekade yang lalu, berbagai pabrik pengolahan limbah di Jepang tertarik untuk membangkitkan kembali upaya mengurangi pembuangan residu limbah cair, sebuah proses yang mahal dan berpotensi merusak lingkungan.
Antusiasme mereka sempat memudar, sampai akhirnya Rusia menginvasi Ukraina, yang mengakibatkan harga pupuk kimia meroket. Kondisi ini menjadi peluang emas bagi sebuah pabrik di kota Tome di utara Jepang, di mana volume penjualan shimogoe naik setiap tahunnya hingga mencapai 160 persen pada Maret 2023.
Tahun ini menjadi pertama kalinya pupuk kotoran manusia produksi pabrik Tome ludes terjual sejak mereka beroperasi pada tahun 2010.
“Pupuk kami populer karena harganya murah, sehingga membantu para petani memangkas biaya [dari pupuk kimia] yang harganya melonjak,” ungkap wakil direktur pabrik Tome Toshiaki Kato kepada AFP. “Pupuk kami juga ramah lingkungan,” lanjutnya.