“Ini juga menjadi pasar alternatif yang sangat menjanjikan, akan menjadi satu pasar tujuan ekspor yang didukung oleh instrumen fasilitasi tarif dan non-tarif di kawasan Amerika Utara,” ujar dia.
Selain itu, Indonesia juga menargetkan pasar Meksiko, Tunisia, Maghribi, Aljazair, Maroko, Libya. Lalu, Uni Emirat Arab (UEA) hingga Mesir.
“Kami akan bisa memberikan peluang yang besar kepada produk-produk yang berasal dari Indonesia untuk bisa dipasarkan di kawasan negara-negara Maghribi, karena Tunisia juga berdekatan dengan Aljazair, berdekatan dengan Maroko, dengan Mesir, Libya, dan ini sangat berpotensi,” kata dia.
Dampak Tarif Trump ke Kinerja Ekspor RI
Djatmiko mengakui, tarif Trump berdampak buruk bagi kinerja ekspor Indonesia. Meski begitu, Kemendag masih mengkaji lebih jauh kerugian yang bisa ditimbulkan dari kebijakan ini.
“Jadi ini tentu pasti memberikan dampak, memberikan dampak berdasarkan, tapi kita belum tahu persis seperti apa dampaknya, besarannya berapa, tapi kita sudah bisa mensimulasi, bila kebijakan tarif ini diterapkan, karena Amerika menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia, tentu akan memberikan implikasi yang tidak sedikit kepada negara-negara di dunia,” ujar dia.
“Ya contoh misalnya Kanada, Meksiko, ya meskipun mereka punya perjanjian, tapi diberikan tadi tarif yang new baseline tariff, tentunya juga akan berdampak," katanya.
"Buat Indonesia, ya ini berdasarkan kalkulasi kami, ini juga bisa menurunkan kinerja ekspor atau impor dengan range yang berbeda-beda untuk masing-masing sektor,” ujarnya.
(Dhera Arizona)