Jika konflik berkepanjangan, akan berdampak terhadap global supply chain. Supply chain saat ini, sambung dia, telah mengalami hambatan logistik akibat Covid-19 yang memicu kenaikan harga komoditas. Jika supply komoditas dan logistik pengiriman terhambat, serta infrastruktur utama, seperti pelabuhan di area Black Sea jika rusak akibat perang, maka negara maju dapat memberikan sanksi banned atas komoditas Rusia.
"Hal itu pasti akan memperburuk harga komoditas karena global supply rendah, by excluding Russia natural resources commodity," ungkapnya.
Kedua, dampak terhadap financial market. Terkait sanksi yang diberikan AS terhadap pemain pasar keuangan dan tech companies Rusia.
"This is a serious economic impact to Russia, but not fatal, as Russia might be possible to get help from China in terms of finance and trade relationship. Harga komoditas meningkat, inflasi, situasi ekonomi global akan merubah skenario the Fed to increase interest rate," ungkapnya.
Dampak terhadap Indonesia, akan terpengaruh perekonomian global (growth), dan memperlambat pemulihan ekonomi, terutama Emerging market seperti Indonesia. Financial Market domestik pada nilai tukar, IHSG Inflasi tinggi akibat commodity shock, akan mendorong The Fed menaikkan suku bunga (Inflasi AS 7.5% Jan’22, tertinggi dalam 40 tahun). Safe Havens Currencies (US, JPY).