sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Indonesia Jadi Pemasok Strategi Kebutuhan Furniture Eropa, Ini Buktinya

Economics editor Michelle Natalia
16/10/2022 00:41 WIB
Indonesia pada dasarnya memiliki peran startegis sebagai salah satu produsen produk-produk UMKM yang berkualitas. Tak terkecuali di sektor furniture.
Indonesia Jadi Pemasok Strategi Kebutuhan Furniture Eropa, Ini Buktinya (foto: MNC Media)
Indonesia Jadi Pemasok Strategi Kebutuhan Furniture Eropa, Ini Buktinya (foto: MNC Media)

IDXChannel - Sebagai negara tropis yang banyak menghasilkan produk kayu sebagai bahan baku furniture, Indonesia dinilai memiliki posisi strategis dalam pasar internasional. Termasuk salah satunya pasar Eropa.

Klaim ini disampaikan oleh Director of Marketing and Business Development PT Laras Tjipta Kreasi, Tophan Anggoro Putro, saat hadir dalam acara Pengembangan SDM UKM Berbasis Kemitraan dengan Aggregator dan UKM Ekspor Melalui Vocational Keterampilan Teknis Produksi bagi UKM, di Solo, Jumat (14/10/2022).

Menurut Tophan, sejak 2005 pihaknya menjalankan peran sebagai aggregator, dengan berposisi menjadi Sourcing Lead untuk Indonesia, bagi perusahaan furnitur retailer berbasis web seller.

"Kami berkantor pusat di Prancis, dan saat ini sudah beroperasi di tujuh negara di Eropa. Karena itu, kami sangat mendukung program KemenkopUKM dalam menumbuhkan dan meningkatkan kinerja sektor UMKM," ujar Tophan.

Dalam pandangan Tophan, Indonesia pada dasarnya memiliki peran startegis sebagai salah satu produsen produk-produk UMKM yang berkualitas. Tak terkecuali di sektor furniture.

"Karena selama ini, sekitar 50 persen produk yang kami jual, itu berasal dari Indonesia. Jadi memang kami turut berkepentingan untuk menjaga agar UKM di Indonesia terus tumbuh," ungkap Tophan.

Dari forum atau kegiatan semacam ini, Tophan berharap keinginannya tersampaikan. Terutama, dalam hal seperti apa standar produk hingga social combine yang berlaku di Eropa.

"Kami juga berharap bisa bertemu dengan UKM-UKM baru untuk bisa menjadi suplier kami," papar Tophan.

Terlebih lagi, tahun depan, pihaknya akan merambah ke sektor home decor. "Saya akan paparkan apa yang menjadi tren dan dicari pasar, khususnya pasar Eropa," pungkas Tophan.

Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) sendiri mengakui bahwa kontribusi dari para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terhadap ekspor non migas Indonesia masih sangat minim, yaitu baru sebatas 15,7 persen.

Capaian tersebut kalah jauh dibanding dua negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, yaitu Thailand yang sebesar 29 persen dan Singapura yang mencapai 41 persen. Bahkan di lingkup Asia, porsi kontribusi tersebut hanya setara dengan seperempat dari kontribusi UMKM China, yang mencapai 60 persen.

"Salah satu penyebab masih rendahnya persentase tersebut di antaranya karena dari sisi produk tidak terpenuhi standar untuk pasar ekspor, khususnya untuk tingkat standar keamanan produk di negara tujuan," ujar Deputi Bidang UKM KemenKopUKM, Hanung Harimba Rahman, dalam acara yang sama.

Karena itu, saat ini KemenkopUKM menurut Hanung masih terus berupaya memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang bergerak pada UMKM ekspor dengan basis kemitraan.

Menurut Hanung, target kontribusi UMKM tehadap ekspor non migas diharapkan dapat mencapai 17 persen pada 2024. Guna merealisasikannya, berbagai program dan kegiatan terkait penguatan kinerja dan daya saing UMKM terus digenjot secara lebih maksimal.

"Salah satunya dengan kegiatan sekarang, yaitu pengembangan SDM UKM berbasis kemitraan. Hal ini  bertujuan untuk mendorong kemampuan SDM UKM unggul go ekspor," tegas Hanung. (TSA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement