Respons cepat dan terkoordinasi ini, menurut Menko Airlangga, membuat AS memberikan apresiasi khusus kepada Indonesia sebagai early mover.
"Mereka sebutnya sebagai early mover. Nah tentu Indonesia sebagai early mover dan menyampaikan usulan yang relatif komprehensif, diapresiasi oleh mereka," tuturnya.
Airlangga menambahkan bahwa dengan perkiraan 72 negara yang akan bernegosiasi dengan AS dalam waktu 90 hari, Indonesia perlu memiliki keunggulan atau hal menarik bagi AS agar dapat bersaing.
Indonesia menawarkan solusi menyeluruh dan seimbang yang disebut sebagai comprehensive and fair proposal atau proposal yang komprehensif dan adil. Tawaran ini mencakup upaya revitalisasi perjanjian dagang bilateral yang sudah ada, seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) Indonesia-AS dan ASEAN-AS.
"Tidak hanya kita merespons kepada Amerika tetapi kita juga punya request kepada Amerika. Sehingga sifatnya tidak satu arah, tetapi dua arah, untuk kebaikan perekonomian bilateral. Indonesia mengusulkan langsung di situ sebuah format perjanjian," kata Airlangga.