sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Industri Properti RI Diyakini Kembali Bangkit di Akhir 2024, Ini Katalisnya

Economics editor Suparjo Ramalan
30/05/2024 07:30 WIB
Industri properti Indonesia diyakini akan kembali menggeliat setelah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Industri Properti RI Diyakini Kembali Bangkit di Akhir 2024, Ini Katalisnya. (Foto MNC Media)
Industri Properti RI Diyakini Kembali Bangkit di Akhir 2024, Ini Katalisnya. (Foto MNC Media)

IDXChannel - Industri properti Indonesia diyakini akan kembali menggeliat setelah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden.

CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda memproyeksikan, bisnis properti di Tanah Air tumbuh lebih dari 5 persen pada semester II-2024, setelah mengalami perlambatan di awal tahun ini.

“Kita memang perkirakan semester II (2024) ya dengan setelah pelantikan (Presiden dan Wakil Presiden), kepastiannya ada, Kementeriannya digodok, sudah ada kepastian itu harusnya properti akan naik,” ujar Ali saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, ditulis Kamis (30/5/2024).

Menurutnya, kinerja industri properti pada paruh kedua 2024 tidak lebih buruk dari performa di akhir tahun lalu, di mana pertumbuhannya menyentuh 5-7 persen.

“Kalau dari kita, 2023 itu sempat naik, 2023 itu 5-7 persen. Harusnya 2024 tidak lebih jelek dari 2023, mungkin 5 persen ke atas,” paparnya. 

Dia menerangkan, pemerintahan baru bisa memberi stimulus positif bagi kinerja industri properti. Asumsi ini semakin menguat jika Prabowo-Gibran memisahkan Kementerian PUPR menjadi Kementerian Perumahan Rakyat (PR) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Meski begitu, Ali tak menafikan bahwa geopolitik global hingga konflik di Timur Tengah juga berdampak ke bisnis properti di dalam negeri. 

“Salah satu lagi skenario properti akan naik atau enggak itu masalah komoditi. Kalau komoditi itu naik, ini kan ada perang, geopolitik segala macam itu kan pengaruhnya ke komoditas,” beber dia.

“Kalau harga komoditas naik, ekspor pengusaha kita naik, kalau pengusaha kita banyak uang ujung-ujungnya beli properti,” jelas Ali. 

(YNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement