Di sektor transportasi, jika konsumen berkendara ke tempat kerja setiap hari, maka konsumen juga akan menghadapi kenaikan harga untuk hampir semua hal yang berkaitan dengan mobil atau motor, mulai dari asuransi hingga biaya perbaikan dan pemeliharaan.
Hal ini juga terlihat dari biaya transportasi yang juga masih tinggi dan akan membebani kemampuan fiskal setiap individu.
Di tengah kondisi ini, memiliki anak juga menambah beban fiskal, terutama anak usia sekolah. Tercatat inflasi pendidikan berada di level 2,75% pada Mei 2023. Jika dibandingkan, pada Juni 2022, inflasi pendidikan masih berada di level 1,68% menurut data BPS.
Inflasi secara tidak proporsional juga akan merugikan orang-orang berpenghasilan rendah. Terlebih, standar Garis Kemiskinan kini sudah tidak relevan dan saatnya dievaluasi.
Selama ini pemerintah masih dihadapkan dengan persoalan standar angka yang digunakan dalam mengukur kemiskinan ekstrem.
Selama ini, pemerintah membuat batasan masyarakat miskin ekstrem dengan angka purchasing power parity (PPP) sebesar USD 1,9. Padahal, angka ini berbeda dengan batasan kemiskinan ekstrem berdasarkan SDGs atau secara global sebesar USD2,15.
Dalam hal ini, inflasi otomatis akan memukul orang miskin ekstrim meskipun mengalami penurunan.
“Rumah tangga yang lebih miskin membelanjakan sebagian besar pendapatan mereka untuk pengeluaran yang tidak dapat dihindari seperti makanan dan energi, yang membuat mereka lebih rentan terhadap inflasi,” kata kepala ekonom Kroll Institute, Megan Greene dikutip CNN Internasional, Rabu (10/5/2023). (ADF)