IDXChannel - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mempunyai lima pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan.
Lima PR ini dibeberkan Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira.
Bhima menyebut, tugas pertama yang perlu dikerjakan Bahlil adalah mempercepat transisi energi ke energi terbarukan (EBT), baik melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) maupun dukungan langsung dari kebijakan ketenagalistrikan ESDM dan APBN.
"Kemudian yang kedua yakni menambah jumlah pensiunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, termasuk PLTU captive di kawasan industri," kata Bhima, Senin (19/8/2024).
Dia menambahkan, Bahlil harus merevisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 112/2022 yang masih memperbolehkan pembangunan PLTU kawasan industri baru juga perlu direvisi.
"Diperkirakan terdapat 21 GW PLTU kawasan industri yang hendak dibangun dan menghambat upaya Indonesia mencapai target emisi karbon," katanya.
Kemudian yang ketiga, Kementerian ESDM dan Kementerian Keuangan perlu membahas revisi Domestic Market Obligation (DMO) batu bara yang menimbulkan risiko ketergantungan bahan bakar fosil, khususnya di pembangkit listrik.
Selanjutnya keempat, mempermudah energi berbasis komunitas untuk menggunakan transmisi milik PLN, dan menjual surplus listrik energi bersih ke PLN.