Lanjut Nurul, secara umum komposisi FABA itu sama dengan tanah lempung. Di dalamnya terkandung banyak silika. Di mana silika di Jepang itu adalah pupuk sekunder yang dipakai untuk tanaman padi, kelapa sawit, dsb.
“Silica itu dari 35% sampai 60% bahkan kandungannya ya. Itu bagus makanya dipakai untuk remediasi untuk pupuk tanaman dan sebagainya. Kedua adalah alumina dan yang berikutnya lagi magnesium, ini bagus untuk tanaman. Ya magnesium, kemudian kalsium, yang sedikit-sedikit lagi besi, ya besi oksida tanah kita kan itu besi oksida. Dan yang kecil-kecil lagi ada malah fosfor, ada kalium, dan natrium, itu bagus untuk tanaman,” ucap dia.
Sementara itu, menurutnya, FABA dikatakan berbahaya jika jumlahnya melebihi ambang batas. Akan tetapi, itu masih jauh dari batas.
“Yang seperti berbahaya itu jumlahnya saya lihat ambang batasnya masih jauh 0,000 berapa persen gitu ya. Jadi ya sangat bersih lah ya dalam artian sangat clear kalau ini kategorinya memang harusnya tidak limbah. Bahkan di dunia ini ada yang mengatakan itu bukan limbah. Limbah saja tidak bukan limbah B3 loh, itu dikatakan sebagai by product,” tutur Nurul. (TYO)