Dari nilai realisasi investasi sebesar Rp307 triliun, sebesar 54,9% atau sebesar Rp168,9 triliun adalah Penanaman Modal Asing (PMA), sedangkan Rp138,9 triliun atau sebesar 45,1% adalah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Jika dibanding dengan kuartal sebelumnya, realisasi PMDN terkoreksi -0,05%, namun secara tahunan tumbuh 22,5%. Untuk PMA secara Quartal to Quartal (QoQ) tumbuh 3,5%, secara year on year (yoy) tumbuh 63,6% .
"Pertumbuhan PMA ini terbesar sepanjang sejarah. Jadi luar biasa sekali, kita bisa tumbuh 63,6%. Saya sejak masuk di BKPM rasanya belum ditemukan (pertumbuhan yang lebih besar)," sambung Bahlil.
Adapun sebaran invetasi, mayoritas berada di luar pulau Jawa sebesar 54,0% atau setara Rp166,3 triliun, nilai tersebut tumbuh sebesar 47,9%. Selanjutnya untuk realisasi di pulau Jawa sebesar Rp141,5 triliun atau setara 46,0% atau masih tumbuh secara year on year sebesar Rp35,8%.
"Sektornya kita lihat, sektor pertama industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya. Kedua transportasi dan telekomunikasi; ketiga kawasan perkantoran; keempat adalah pertambangan kelima adalah listrik dan gas," pungkasnya.
(FAY)