“Untuk tipe Munich yang kami luncurkan pada 2020, harganya telah tumbuh dari Rp1,25 miliar menjadi Rp1,8 miliar pada saat ini. Begitu juga tipe lainnya di Graha Laras Sentul,” ujar Wayan.
Sementara VP Business Development Linktown Handoyo Lim menjelaskan, Bogor merupakan kota yang menarik di Jabodetabek untuk tempat tinggal.
"Selain sebagai tempat inggal, Bogor juga sebagai tempat liburan. Sehinga Kawasan ini juga menjadi tempat yang penuh berkah luar biasa bagi para orang yang tinggal di Bogor. Selain itu berbagai fasilitas mulai dari rumah sakit, pusat belanja dan lainnya telah berkembang banyak,” katanya.
Selain itu menurut Handoyo akses transportasi dari Jakarta ke Bogor sangat bagus. Karena itu, soal jarak tidak menjadi masalah karena selain adanya jalan tol, Bogor juga dilengkapi commuterline. “Saya juga iongatkan keuntungan lain adalah kualitas Udara di Bogor masih bagus mengingat kualitas udaranya yang sejuk dan pemandangannya bagus,” kata Handoyo.
Potensi Bogor
Mengutip data Leads Property Service Indonesia (Leads Property), kawasan Bogor memiliki pasokan rumah tapak sekitar 34.200 unit hingga akhir September 2024.
Jumlah itu setara dengan 19 persen dari total pasokan rumah tapak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang mencapai 180 ribu unit.
Bogor merupakan pemasok ketiga terbesar di Jabodetabek, posisi pertama pasokan rumah tapak ditempati oleh Tangerang, Banten yang menyumbang 46 persen.
Sekalipun demikian, masih mengutip Leads Property, Bogor menjadi kawasan kedua terbesar dari sisi tingkat penjualan, yakni sebesar 94 persen. Posisi Bogor berbarengan dengan Bekasi yang juga sama-sama mencatat prosentase penjualan sebesar 94 persen.