IDXChannel - Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) Dukuh Atas ditargetkan selesai pada 31 Juli 2023. Kemudian, direncanakan diresmikan 18 Agustus 2023 berbarengan dengan Pengoperasian LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat dalam forum Jurnalis MRT Jakarta di Transport HUB Dukuh Atas, Rabu (12/7/2023).
"Kami targetkan 31 selesai dan InhaAllah 18 Agustus akan diresmikan berbarengan dengan peresmian LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)," katanya.
Adapun saat ini progres keseluruhan pembangun JPM per 7 Juli 2023 telah mencapai 87,20 persen. Sementara untuk progres konstruksi mencapai 80,3 persen.
Adapun saat ini sedang dilakukan proses pengerjaan di Zona 3 ini akan menyambungkan ke Stasiun Sudirman. Lalu, tengah dilakukan pekerjaan Ruang Utilitas (Pompa, WT, Gardu), Erection Ramp Sepeda, Levelling dan Retaining Wall di lantai dasar, Pemasangan Flooring, Pemasangan Pipa Hydrant, Instalasi Eskalator, ACP/Facade, dan Zona 2 berada di posisi yang menyambungkan dari jalan Galunggung menuju Banjir Kanal Barat.
Untuk Zona 1 di mana posisi yang menyambungkan LRT Jabodebek dengan jalan Galunggung, saat ini dalam proses pemasangan Metal Ceiling, partial/System Acceptance Test MEP, roof Water Tank, lampu Penerangan.
Tuhiyat mengatakan kawasan ini nantinya akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi mulai dari KRL, LRT Jabodebek, dan Trans Jakarta.
Kemudian juga akan terdapat tempat drop off ojek online serta pedestrianisasi yang berada di depan landmark. Kemudian Tuhiyat juga mengatakan bahwa bagi pengguna sepeda bisa melalui jembatan ini.
"Ini adalah konektivitas dari Stasiun LRT Jabodebek yang hari ini mulai uji coba. Nanti begitu keluar area Stasiun LRT, passager terkoneksi langsung Stasiun KCI Sudirman. Kalau mau keluar bisa langsung lewat eskalator langsung Trans Jakarta," katanya.
Pembangunan Molor
Tuhiyat mengakui bahwa penmbangun PJM ini mengalami banyak kendala dalam yang menyebabkan pembangunan jadi molor.
"JPM cukup banyak kendala. Yang siginifikan ada dua hal kendala sehingga proyek molor, harusnya sudah selesai beberapa bulan lalu," katanya.
"Kendalanya adalah aspek perizinan yang tidak bisa dihindari karena menyebrangi sungai dan menyebrangi rel kereta. sehingga sempit untuk mendirikan tiang, itu perizinan cukup rumit dan harus dikeluarkan oleh Balai Besar Ciliwung-Cisadane," jelas dia.
"Kemudian di kereta dari Ditjen Perekertaapian, setelah kita cari layout dgn mengubah desain disepkati tanpa mengurangi kualitas bangunan," imbuh Tuhiyat.
Kemudian, pihak konsorsium kontraktor yang sebelumnya mengalami likuiditas financing. Dan kemudian digantikan lead konsorsium kontraktor yakni PT Integrasi Transit Jakarta. (NIA)