IDXChannel - Asosiasi Produsen Serat Benang Filamen Indonesia (APsyFi) menyebut, industri tekstil Indonesia masih dalam kondisi tak baik-baik saja. Perusahaan tekstil masih banyak yang menutup pabriknya.
Ketua Umum APsyFi, Redma Gita Wirawasta menuturkan, penutupan pabrik tersebut masih diiringi dengan tren Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) para pekerja tekstil. Sambungnya, kondisi tersebut sebagian besar masih berpengaruh di pasar domestik.
"Tren industri tekstil masih tidak bisa banyak diharapkan. Kondisi ini terutama di pasar domestik, kalau kondisi pasar impor memang sudah tidak bisa diharapkan selama dua tahun terakhir," ujar Redma dalam Market Review IDX Channel, Senin (14/10/2024).
Dia menambahkan, situasi pasar domestik yang menjadi tumpuan bertahannya industri tekstil sudah hilang dari capaian. Padahal, kata Redma, pasar domestik seharusnya menjadi titik terang bagi geliat industri tekstil dalam negeri.
"Kita sekarang industri tekstil ini utilisasinya masih 40-45 persen, jadi kondisinya masih sama, tidak ada perubahan," tutur Redma.
Sebelumnya, Industri tekstil dan pakaian terkontraksi hingga 0,03% (y-on-y). Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menyinggung soal lonjakan produk tekstil impor yang membanjiri pasar domestik.
Selain industri tekstil, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga ikut tumbuh melambat, yaitu sebesar 1,93 persen (y-on-y). Menurut Menperin, penurunan produksi alas kaki seiring penutupan beberapa pabrik dampak penurunan permintaan domestik dan luar negeri.
Agus menuturkan, selama ini sektor industri manufaktur menjadi tulang punggung atau sumber pertumbuhan bagi perekonomian nasional. Performa industri juga bergantung pada upaya pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.
“Selain karena kondisi ekonomi global yang saat ini belum stabil, aktivitas industri di dalam negeri ikut terdampak akibat adanya regulasi yang tidak memihak kepada pelaku industri. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang serius dan benar-benar tepat sasaran,” katanya.
(Fiki Ariyanti)