sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kebutuhan Pekerja Dijamin, Wakil Ketua Komisi IX DPR: Program JKP dan JHT Saling Dukung

Economics editor Fahmi Abidin
14/02/2022 17:57 WIB
Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) adalah dua di antara banyak program bantuan pemerintah yang sifatnya saling mendukung.
Kebutuhan Pekerja Dijamin, Wakil Ketua Komisi IX DPR: Program JKP dan JHT Saling Dukung. (Foto: MNC Media)
Kebutuhan Pekerja Dijamin, Wakil Ketua Komisi IX DPR: Program JKP dan JHT Saling Dukung. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Kisruh pencairan JHT ditanggapi serius oleh DPR RI, diungkapkan Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lenan bahwa Program Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) adalah dua di antara sekian banyak program bantuan pemerintah yang sifatnya saling mendukung.

"Ini adalah dua dari banyak program bantuan pemerintah untuk para pekerja kita," ujar Melkiades Laka Lena kepada media di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/2/2022).

Ditambahkan Melki Lana Lena, baik JHT maupun JKP dibuat untuk menjamin agar berbagai kebutuhan tenaga kerja dapat diakomodir oleh pemerintah.

JKP dikhususkan untuk orang yang kehilangan pekerjaan, entah terkena PHK, atau mengundurkan diri. Sementara itu, JHT diberikan sebagai jaminan menghadapi hari tua.

Melki Lana Lena memahami jika saat ini ada kesalahpahaman di tengah masyarakat terkait pemberian JHT yakni 56 tahun, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2022 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat Jaminan Hari Tua.

"Sebenarnya itu bukanlah hal baru, sebab sudah tertuang juga dalam Peraturan Pemerintah (PP) terkait JHT, di mana batas usia disebutkan 56 tahun," sebut legislator Partai Golkar itu.

Melki Lana Lena bahkan menjelaskan juga, kebijakan pemberian atau pembayaran JHT pada usia 56 tahun, pada hakikatnya mendudukkan kembali kedua program tersebut pada ketetapannya semula. "Jadi sebenarnya tidak ada masalah di sini," ujar Melki.

Dia menyatakan, kalau pun kemudian ada ganjalan di masyarakat, itu lebih kepada kurangnya sosialisasi dan komunikasi.

"Pemerintah sudah membuat banyak program yang baik untuk para pekerja, membantu mereka. Tinggal bagaimana cara mensosialisasikan dan mengkomunikasikannya saja agar para pekerja bisa menerima dan memahaminya dengan baik. Saya kira tidak ada masalah dengan itu," jelasnya.

Sosialisasi dan komunikasi intensif juga patut dilakukan dengan serikat-serikat pekerja. "Duduk bersama, seperti yang biasa kita lakukan," terangnya. (FHM)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement