Sementara itu Ketua Umum IWAPI Nita Yudi menjelaskan digitalisasi menjadi tantangan bagi UMKM khususnya bagi pelaku usaha perempuan yang menjadi anggotanya. Namun diakui digitalisasi merupakan sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan demi kemajuan UMKM.
IWAPI dengan jumlah anggota lebih dari 30 ribu pelaku usaha perempuan di 34 provinsi di Indonesia menyatakan tantangan lain yang dihadapi UMKM adalah kemampuan akses pembiayaan ke lembaga formal. Diakui selama ini perempuan cenderung lebih sulit memperoleh dukungan pembiayaan lantaran masih kentalnya budaya patriarki.
"Pengusaha perempuan ini masih menemui hambatan seperti kesenjangan gender, beban rumah tangga yang tinggi, minim penggunaan teknologi, dan kesulitan mendapat akses permodalan dari lembaga formal karena masalah budaya patriarki," ujar Nita.
(SAN)