IDXChannel - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) angkat bicara soal alokasi energi gas bumi yang mayoritas dialokasikan untuk kebutuhan domestik. Kondisi ini diterapkan demikian meski belum adanya kebijakan Domestik Market Obligation (DMO).
Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM Mirza Mahendra menjelaskan, secara mayoritas ketersediaan energi gas sudah dialokasikan untuk kebutuhan domestik. Hal itu berdasarkan kesepakatan kontrak yang sebelumnya sudah ada.
"Sebenarnya gas kita majority itu untuk kebutuhan domestik. Cuma kita terikat dengan kontrak lama saja ya," ujar Mirza saat ditemui usai diskusi CSIS, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Meskipun demikian, kata Mirza, pemerintah tetap meningkatkan produksi gas bumi dengan pengembangan produksi gas dalam negeri yakni di Blok Natuna.
Dia mengatakan, saat ini pemerintah tengah membangun pipa gas di West Natuna Transportation System, menuju Batam, tepatnya di Pulau Pemping. Produksi gas di Natuna tersebut dimaksudkan untuk ekspor ke Singapura yang akan habis pada 2027.
"Tadinya kan pipa gas itu untuk Singapura, tetapi kontraknya kan bakal habis di tahun 2027. Nanti kan produksinya jadinya kita kembalikan lagi untuk kebutuhan domestik," katanya.
Mirza menuturkan, pembangunan pipa terbaru tersebut dibangun sepanjang 5 km. Diperkirakan pembangunan pipa tersebut pun akan selesai dalam target tahun ini.
"Jadi harapan saya pipa itu selesai, cuma lima kilometer. Nantinya menghubungkan jalur distribusi dari Sumatera bisa balik ke Jawa," ujar Mirza.
Diketahui, usulan kebijakan DMO yang digaungkan Kementerian Perindustrian yakni kebutuhan 60 persen alokasi gas diusulkan untuk kebutuhan domestik, sementara sisa 40 persen digunakan untuk ekspor.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PGN (Persero) Tbk (PGAS) Arief Setiawan Handoko mengatakan, PGN telah mengambil peran yang dominan untuk menjadikan gas bumi sebagai salah satu sumber energi utama khususnya pada era transisi energi di Indonesia.
Salah satu peran yang dijalankan dengan menyalurkan gas bumi dari berbagai sumber pasokan di wilayah-wilayah Indonesia kepada banyak segmen konsumen yang tersebar dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua.
Selain melayani kebutuhan sektor-sektor strategis seperti kelistrikan, pupuk dan petrokimia, gas bumi PGN juga mengalir ke ribuan industri mulai dari yang kelas UMKM hingga industri besar. PGN juga menjadi motor utama pembangunan jaringan gas (jargas) ke rumah tangga yang diarahkan untuk mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan LPG.
“PGN memiliki tiga strategi prioritas yang akan menjadi kunci utama perusahaan dalam memperkuat fundamental bisnis di masa depan. Grow, Adapt & Step out (GAS) menjadi strategi PGN dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis energi yang sangat dinamis," katanya di Jakarta, Jumat (1/3/2024).
(YNA)