Saat ini, meskipun Brasil yang merupakan produsen utama gula optimis dengan hasil panen tebu yang tinggi, namun hujan yang datang telah menunda proses panen dan kapasitas pelabuhan yang terbatas mungkin dapat membatasi pasokan ke pasar global.
Di Thailand, negara penghasil utama gula lainny, produksi diprediksi akan meleset dari target tahun ini.
Penyebab penurunan ekspor India adalah karena produksi yang lebih rendah dan penggunaan tebu yang lebih banyak untuk bahan bakar nabati. Curah hujan yang tinggi memangkas hasil panen tebu di Maharashtra, yang menyumbangkan lebih dari sepertiga produksi gula di India. Menurut Kementerian Pangan, produksi gula nasional diperkirakan akan turun menjadi 33,6 juta ton pada musim ini, anjlok dari perkiraan sebelumnya sebesar 35,2 juta ton.
Sementara itu, Perdana Menteri Narendra Modi sedang mengupayakan program bahan bakar nabati yang agresif dengan tujuan mengalihkan lebih banyak tebu untuk dijadikan etanol. Pemerintah menyatakan bahwa program ini akan mengurangi tingkat polusi udara, memangkas biaya impor minyak, memanfaatkan kelebihan produksi lokal serta meningkatkan penghasilan petani
Program ini akan mengurangi jumlah tebu yang digunakan untuk membuat gula. Musim ini, pemerintah berencana untuk mengalihkan 5 juta ton gula untuk membuat etanol, naik dari 3,6 juta ton setahun sebelumnya. Tujuan akhirnya adalah mengalihkan 6 juta ton per tahun untuk produksi bahan bakar pada 2025.
(WHY/Anggerito Kinayung Gusti)