sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kenaikan Harga Pertamax Jadi Rp12.500 per Liter Dinilai Bijak dan Tepat

Economics editor
04/04/2022 05:21 WIB
kebijakan tersebut sudah tepat karena bila tidak segera dilakukan maka beban keuangan yang harus ditanggung Pertamina bakal semakin berat.
Kenaikan Harga Pertamax Jadi Rp12.500 per Liter Dinilai Bijak dan Tepat (foto: MNC Media)
Kenaikan Harga Pertamax Jadi Rp12.500 per Liter Dinilai Bijak dan Tepat (foto: MNC Media)

IDXChannel - Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, mengapresiasi kebijakan PT Pertamina (Persero) yang menaikkan harga jual Pertamax menjadi Rp12.500 per liter. Menurut Fahmy, kebijakan tersebut sudah tepat karena bila tidak segera dilakukan maka beban keuangan yang harus ditanggung Pertamina dari selisih harga jual dengan harga keekonomian bakal semakin berat.

Soal pilihan Pertamina yang 'hanya' menaikkan harga ke level Rp12.500 per liter sedangkan harga keekonomoian sudah mencapai Rp16.000-an per liter, Fahmy juga menilai hal itu tidak menjadi masalah. "Itu kan hanya soal asumsi harga dunia yang dipakai dalam perhitungan saja. Saya tidak tahu Pertamina pakai asumsi harga berapa. Dan pastinya Pertamina tidak mungkin gegabah. Ketika mereka ketemu harga Rp12.500 per liter, itu sudah pasti dipertimbangkan dengan seksama," tutur Fahmy.

Keputusan untuk menaikkan harga di level Rp12.500 per liter itu, menurut Fahmy, juga pasti telah dikomunikasikan dengan Kementerian ESDM, Menko Perekonomian dan pihak-pihak terkait, sehingga pertimbangan yang mendasarinya sudah pasti lebih komprehensif dari sekadar pertimbangan bisnis semata. Termasuk juga pertimbangan kepedulian terhadap daya beli masyarakat yang harus tetap terjaga, karena saat ini bersamaan dengan momen Ramadhan dan Lebaran. "Karena itu, selain tepat, Saya juga menyebut bahwa keputusan ini adalah keputusan bijak yang diambil oleh PErtamina dan pemerintah," ungkap Fahmy.

Senada dengan Fahmy, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, juga menilai bahwa pilihan kenaikan harga Pertamax di level Rp12.500 per liter sudah merupakan pilihan yang bijak di tengah kondisi yang kurang kondusif saat ini. Piter menilai bahwa keputusan tersebut sengaja diambil dengan lebih mempertimbangkan agar tidak berdampak terlalu besar terhadap masyarakat, khususnya kelompok bawah. "Agar meminimalisasi potensi peralihan (shifting) dari Pertamax ke Pertalite. Karena dengan angka segitu (Rp12.500 per liter) memang masih ada yang akan shifting, tapi mayoritas kelas menengah tidak akan beralih. Mereka lebih sayang dengan mobil mewah mereka,” ujar Piter.

Sementara terkait potensi inflasi dan sejumlah gejolak lain yang berpotensi terjadi akibat kenaikan harga Pertamax, baik Fahmi maupun Piter juga sepakat bahwa kecil peluang untuk kenaikan harga Pertamax bisa mendongrak nilai inflasi secara signifikan.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement