“Bila tidak ada ekspor dan tidak ada perubahan kebijakan atau langkah-langkah cepat yang diambil pemerintah, hal ini bisa berdampak luas secara makro ekonomi, tidak hanya perusahaan atau pengusaha, tapi juga masyarakat luas di Babel,” paparnya.
“Perputaran ekonomi di Bangka Belitung bisa sangat terganggu, daya beli masyarakat terus menurun di tengah situasi harga bahan pokok juga naik, tentunya ini berat sekali,” tambahnya.
Mengutip Antara, Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Toto Haryanto mengatakan, penurunan ekspor ini karena tidak adanya aktivitas ekspor komoditas timah pada Januari 2024. Sementara itu, ekspor komoditas nontimah tercatat USD29,79 juta.
"Penurunan nilai ekspor didorong oleh turunnya ekspor timah sebesar 100 persen. Namun demikian ekspor komoditas nontimah justru mengalami peningkatan 15,74 persen," katanya.