"Harapannya di sini bisa 5-6 kali pertumbuhannya. Karena produktivitasnya ada di sini, lalu dikembangkannya di sini, pengolahannya di sini, tenaga kerjanya juga bisa diambil dari sini, sehingg nanti multiplier effect-nya besar sekali. Itu harapannya. Jadi saat ini kita dalam proses pengujian," pungkasnya.
Sementara itu, Plt Dijen Perikanan Tangkap TB Haeru Rahayu menyebut, implementasi modeling bertujuan menghubungkan sektor hulu (penangkapan) dengan hilir (pengolahan dan pemasaran). Kemudian mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi dan efisiensi penangkapan ikan, menjaga mutu ikan hasil tangkapan dan memperkuat hilirisasi produk, memberikan mutliplier effect untuk ekonomi lokal.
Penerapan modeling PIT, sambungnya, diproyeksikan menambah produksi tangkapan dengan estimasi mencapai 4.578 ton per bulannya, dengan nilai transaksi sebesar Rp48,4 miliar, penyerapan tenaga kerja yang diutamakan untuk masyarakat lokal.
Tidak hanya itu, peningkatan aktivitas perikanan akan memperluas kesempatan ekspor langsung hasil perikanan dari Maluku. "Selain itu juga sudah terjalin kerjasama dengan nelayan kecil sehingga hasil tangkapannya juga terserap," ungkap TB Haeru.
(SAN)