sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Komoditas Impor Utama RI dari AS Tak Dikenai Tarif, Harga Mi Instan-Roti Bisa Turun

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
16/07/2025 14:05 WIB
Kesepakatan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Indonesia bisa berdampak terhadap penurunan harga mi instan hingga roti.
Komoditas Impor Utama RI dari AS Tak Dikenai Tarif, Harga Mi Instan-Roti Bisa Turun. (Foto Istimewa)
Komoditas Impor Utama RI dari AS Tak Dikenai Tarif, Harga Mi Instan-Roti Bisa Turun. (Foto Istimewa)

IDXChannel - Kesepakatan tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Indonesia bisa berdampak terhadap penurunan harga mi instan hingga roti.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, melalui kesepakatan tersebut Indonesia membebaskan tarif impor 0 persen untuk produk dari AS. Sedangkan Indonesia, dibebankan tarif 19 persen untuk produk yang dikirim ke AS.

Kesepakatan tersebut diambil pemerintah agar mengurangi defisit perdagangan AS ke Indonesia. Sehingga, Indonesia akan membeli lebih banyak produk-produk atau komoditas dari AS.

Menurut Bhima, beberapa komoditas yang akan dibeli lebih banyak adalah sektor migas, produk elektronik, suku cadang pesawat, serealia (gandum dan sebagainya), serta produk farmasi. Tercatat sepanjang 2024, total impor lima jenis produk ini mencapai USD5,37 miliar setara Rp87,3 triliun.

Dengan pembelian gandum yang bebas tarif ini, kata dia, akan membentuk harga yang lebih murah. Sehingga, harga mi instan bisa cenderung turun karena bahan baku yang dibelanjakan dari AS punya harga lebih rendah.

"Untuk beberapa produk seperti mi instan, dan roti, iya (akan turun). Tapi untuk barang elektronik, belum tentu karena banyak juga impor dari China," ujarnya saat dihubungi IDXChannel, Rabu (16/7/2025).

Meski demikian, Bhima mengatakan, konsumen Indonesia kemungkinan bisa senang ketika harga mi instan ini cenderung turun. Namun di satu sisi, kebijakan pembebasan tarif 0 persen itu akan berdampak negatif terhadap produsen atau petani di dalam negeri.

"Bagaimana dengan masalah swasembada pangan, karena AS untung besar dari penetrasi ekspor gandum ke Indonesia karena tarif 0 persen. Konsumen mungkin senang harga mi instan, dan roti bakal turun, tapi produsen pangan lokal terimbas dampak negatifnya," katanya.

Dalam kesempatan terpisah, Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menilai hasil kesepakatan antara Indonesia dan AS terkait tarif resiprokal Trump belum cukup menguntungkan pihak Indonesia.

Menurutnya, kesepakatan tarif yang terbentuk 19 persen dikenakan untuk Indonesia jika mengirim barang ke AS dan 0 persen jika AS mengirim barang ke Indonesia, sama saja membuka seluruh pasar Indonesia untuk AS. Kondisi dinilai kurang sehat untuk keberlangsungan industri dalam negeri.

Harry memberikan satu contoh, semisal produk dari AS yang masuk ke Indonesia adalah ayam potong yang mana sudah banyak diproduksi oleh peternak lokal. Lewat pembebasan tarif tersebut, maka dikhawatirkan produk unggas dari dalam negeri akan kalah saing dengan produk impor yang bebas tarif tersebut.

"Kalau ayam dari AS masuk ke Indonesia, para pelaku usaha unggas lokal kita pasti akan mati semua, yang berarti sekitar 5 juta pekerjaan hilang seketika. Mudah-mudahan industri unggas Indonesia masih bisa dilindungi dengan pengertian situasi ini oleh Trump," ujarnya dalam keterangan resmi (16/7/2025).

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement