IDXChannel - Raksasa pertambangan BHP melaporkan penurunan laba bersih sebesar 86 persen pada paruh kedua 2023, akibat penyusutan nilai aset terkait nikel dan dampak bencana bendungan di Brasil.
Dilansir dari AFP pada Selasa (20/2/2024), penjualan naik enam persen menjadi USD27,2 miliar atau sekitar Rp426 triliun pada paruh kedua 2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Namun, laba bersih merosot 86 persen menjadi USD927 juta atau sekitar Rp15 triliun dibadingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
BHP membukukan kerugian sebesar USD2,47 miliar atau sekitar Rp39 triliun karena penurunan nilai aset nikelnya di Australia Barat dan USD3,17 miliar atau sekitar Rp50 triliun akibat runtuhnya bendungan tambang bijih besi Samarco di Brasil.
Jika kedua kerugian besar tersebut tidak dimasukkan, BHP mencatat laba bersih sebesar USD6,6 miliar atau sekitar Rp103 triliun, hampi serupa dengan paruh pertama 2023.