Estafet pengelolaan tersebut mulai diterima dan dijalankan oleh Nurhayati sejak kesehatan ibunya, Hajjah Muhaya, menurun pada 2021 lalu. Hingga pada akhirnya, setelah cukup lama dirawat, Sang Ibunda meninggal, beberapa bulan lalu.
"Jadi (rumah) ini sebenarnya rumah Ibu, bukan (rumah) saya. Rumah saya di sebelah (rumah ini). Cuma memang tiap hari, (saya) lama di sini untuk produksi (dodol), karena dari keluarga sepakat di sini kita jadikan pusat produksinya dodol Muhaya," tutur Nurhayati.
Rumah produksi tersebut, menurut Nurhayati, setiap harinya sudah akan aktif sejak pukul 07.00 WIB, di mana karyawan pengaduk dodol mulai beroperasi di bagian dapur, sisi belakang rumah.
Proses produksi di atas tungku dilakukan hingga pukul 10.30 WIB. Selanjutnya, dodol yang sudah matang akan didinginkan lebih dulu sampai jam 1 siang. Berikutnya, Nurhayati yang telah pulang dari mengajar akan lanjut pada proses pembungkusan, dengan dibantu oleh 3 karyawan.
Berkembang
"Alhamdulillah, pas jaman Ibu dulu, (proses) produksi biasanya sekali seminggu. Sejak saya pegang, jadi 2 hingga 3 kali seminggu. Sekali produksi menghasilkan 36 kilogram dodol. Jadi rata-rata (kapasitas produksi) sekitar 100 kilogram per bulan," ungkap Nurhayati.