"Sepanjang tahun 2023 ini, BBPSGL melakukan survei menggunakan kapal geomarine dan perahu kecil, tercatat bahwa kita telah memperoleh lintasan survei sepanjang 4.790 KM, atau hampir 5 kali bolak-balik Jakarta-Banyuwangi, ini yang terpanjang selama 5 tahun terakhir," tuturnya.
Dari hasil survei dan pemetaan serta pengolahan data yang dilakukan BBSPGL, terdapat potensi sebesar 4,6 miliar m3 mineral berat pembawa logam tanah jarang, emas plaser sebanyak 268,4 juta m3, pasir timah 386,4 juta m3, pasir silika sebanyak 22,8 miliar m3, serta 30 miliar m3 pasir besi.
Namun hadi menegaskan, potensi tersebut tidak dapat diartikan potensi di seluruh wilayah Indonesia. Seperti dikatakan sebelumnya, survei yang dilakukan baru mencakup 10% saja dan belum ditambahkan dengan survei dari stakeholder.
"Ini semua sebetulnya hasil murni dari Badan Geologi dan belum ditambahkan dengan hasil penelitian para mitra ataupun stakeholder yang terkait. Jadi artinya begitu besarnya potensi untuk mineral kelautan di Indonesia," jelasnya.
(FRI)